JAKARTA- Situasi di tubuh PSSI jelang kongres 20 Mei mendatang, kian tak karuan. Bahkan kongres nanti yang bertujuan untuk memilih Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan Anggota Komite Eksekutif (Exco) terancam tidak valid.
Pemicunya adalah ketidakpuasan sejumlah anggota, dalam hal ini anggota Komite Pemilihan (KP) yang dibentuk pada kongres 14 April lalu, di mana keberadaan mereka tidak diakui FIFA dalam keputusannya per 21 April kemarin. Sejumlah anggota KP mengaku tidak puas dengan keputusan FIFA yang hanya tidak menganggap keputusan pada 14 April tersebut sebagai sebuah kongres, sehingga menolak keberadaan KP dan menunjuk KN untuk merangkap sebagai KP.
Selain hal tersebut, mereka juga menilai keputusan FIFA yang melarang empat bakal calon tidak benar, karena dianggap telah melanggar HAM. Sebagai puncak dari ketidakpuasan, mayoritas pemilik suara mengancam untuk tidak menghadiri kongres 20 Mei nanti.
Dengan ini, maka hasil kongres nanti diperkirakan tidak sah, karena tidak memenuhi quorum. Namun, Ketua Normalisasi PSSI (KN-PSSI) Agum Gumelar menegaskan bahwa pihaknya akan tetap mengikuti mandat FIFA dan menggelar kongres meski hasilnya dinilai tidak sah.
"Ya, memang tidak akan sah. Tapi apa boleh buat, kongres harus tetap berjalan. Apapun yang terjadi, saya tetap harus melaporkan ke FIFA," ujarnya.
Lebih lanjut, Agum juga menyesalkan adanya langkah “pihak” yang berjalan sendiri dan menyampaikan keluhan mereka kepada FIFA. Agum pun menegaskan agar FIFA tidak mendengarkan segala sesuatu yang bukan dari dirinya yang dipercaya sebagai Ketua Normalisasi (KN).
"Jangan dianggap remeh kalau kita keluar dari keanggotaan FIFA. Dampaknya sangat besar dan ini yang harus kita cegah. Kalau sudah memberi kepercayaan pada saya, FIFA harusnya hanya mendengar keterangan dari saya, jangan dari semua sumber!" tutupnya.
0 komentar:
Posting Komentar